Minggu, 11 Desember 2011

Battrey (Sel Kering)


Jika kamu membuka baterai,
kamu akan menemukan
susunan yang mirip dengan
Gambar 8.6. Baterai terdiri
atas wadah seng yang berisi
pasta kimia dengan batang
karbon menggantung di
tengah-tengah pasta itu.
Pasta tersebut berupa
senyawa kimia MnO2 dan
NH4Cl.
Jika kutub-kutub baterai dihubungkan dalam rangkaian,
misalnya dengan lampu seperti Kegiatan 1, terjadi reaksi
kimia dalam pasta dan seng. Sebagai hasilnya, elektronelektron
terkumpul pada seng, menyebabkan seng berlaku
sebagai kutub negatif, dan batang karbon yang terletak
pada pasta berlaku sebagai kutub positif. Beda potensial
antara kutub-kutub baterai ini sebesar 1,5 volt. Apabila
baterai digunakan, lama-kelamaan muatan yang terkumpul
pada seng semakin sedikit, dan beda potensialnya menurun.
Pada keadaan ini baterai biasanya dikatakan “habis” dan
tidak dapat dipakai lagi. Karena bersifat sekali pakai, baterai
dengan elektroda karbon dan seng disebut elemen primer

Elemen Volta


Tahun 1800 Alessandro
Volta menemukan dua
buah logam yang berbeda
jenisnya diletakkan
dalam bak berisi larutan
elektrolit, maka akan
timbul beda potensial
antara kedua logam itu.
Lempeng tembaga dan seng diletakkan dalam bejana berisi
asam sulfat encer. Reaksi kimia yang terjadi menyebabkan
elektron terkumpul pada lempeng seng, akibatnya seng
berfungsi sebagai kutub negatif. Sebaliknya lempeng
tembaga sebagai kutub positif.
Jika elemen volta digunakan sebagai sumber tegangan,
maka timbul gelembung-gelembung gas. Gelembung ini
menghalangi aliran muatan, sehingga harus terus-menerus
dihilangkan. Oleh karena itu, elemen volta tidak praktis
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.